Entri Populer

Kamis, 28 April 2011

Kewenangan bidan dalam pemberian obat pada kehamilan dan proses kelahiran dan aspek hukumnya

A. Wewenang bidan
Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI No.900/ Menkes/SK/VII/2002. Bidan dalam menjalankan praktik profesinya berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi;
Pelayanan kebidanan kepada ibu pada masa pranikah, prahamil, masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, menyusui. Meliputi:
a. Penyuluhan dan konseling
b. Pelayanan kebidanan kepada ibu meliputi:
1) Penyuluhan dan konseling
2) Pemeriksaan fisik
3) Pelayanan antenatal pada kehamilan abnormal
4) Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakuo abortus imminens, hiperemesis gravidarum tingkat 1, preeclampsia dan anemia ringan
5) Pertolongan persalinan normal
6) Pertolongan persalinan abnormal, yang mencakup letak sungsang, partus macet kepala di dasar panggul, ketuban pecah dini (KPD) tanpa infeksi, perdarahan post partum, laserasi jalan lahir, distosia karena inersia uteri, post term dan preterm.
7) Pelayanan ibu nifas normal
8) Pelayanan ibu nifas abnormal yang mencakup retensio plasenta dan infeksi ringan
9) Pelayanan dan pengobatan pada kelainan ginekologi yang mengalami keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid.
c. Pelayanan kebidanan pada anak, meliputi :
1) Pemeriksaan bayi baru lahir
2) Perawatan tali pusat
3) Perawatan bayi : 0 – 28 hari termasuk ASI eksklusif s/d 6 bulan
4) Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia
5) Pemantauan tumbuh kembang anak
6) Pemberian imunisasi
7) Pemberian penyuluhan
Selain itu bidan berwenang pula untuk :
a. Memberikan imunisasi
b. Memberikan suntikan pada penyulit kehamilan, persalinan, dan nifas
c. Mengeluarkan plasenta secara manual
d. Memberikan bimbingan senam hamil
e. Pengeluaran sisa jaringan konsepsi
f. Episiotomi jika diperlukan
g. Penjahitan luka episiotomi dan luka jalan lahir sampai grade II
h. Melakukan amniotomi
i. Memberikan infus
j. Memberikan suntikan intra muskular uterotonika, antibiotika dan sedativa
k. Melakukan kompresi bimanual
l. Versi ekstraksi gemelli pada kelahiran bayi kedua dan seterusnya
m. Vakum ekstraksi dengan kepala bayi di dasar panggul
n. Pengendalian anemia
o. Meningkatkan pemeliharaan dan penggunaan ASI
p. Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia
q. Menangani hipotermia
r. Pemberian minum dengan sonde/ pipet
s. Memberikan surat kelahiran
d. Pelayanan keluarga berencana
a. Memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan, dan alat kontrasepsi dalam rahim, alat kontrasepsi bawah kulit dan kondom.
b. Memberikan penyuluhan/ konseling pemakaian kontrasepsi
c. Melakukan pencabutan alat kontrsepsi dalam rahim
d. Melakukan pencabutan alat kontrsepsi bawah kulit tanpa penyulit
e. Memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, keluarga berencana dan kesehatan masyarakat
e. Pelayanan kesehatan masyarakat
a. Membina peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak
b. Memantau tumbuh kembang anak
c. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
d. Melaksanakan deteksi dini, melaksanakan pertolongan pertama, merujuk dan memberikan penyuluhan infeksi menular seksual (IMS) penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif (NAPZA) serta penyakit lainnya.
B. Wewenang Bidan Dalam Pemberian Obat
Dalam setiap Puskesmas atau Rumah sakit, bidan merupakan tenaga profesi kesehatan yang sangat penting peranannya terutama terhadap pelayanan kesehatan keluarga. Seorang bidan dalam menjalankan setiap tugasnya mempunyai standar pelayanan dan kode etik yang harus dipatuhi.adapun wewenang bidan diantaranya:
1. Pemberian kewenangan lebih luas kepada bidan dimaksudkan untuk mendekatkan pelayanan kegawatan obstetric dan neonatal kepada setiap ibu hamil / bersalin , nifas dan bayi baru lahir (0-28 hari), agar penanganan dini atau pertolongan pertama sebelun rujukan dapat dilakukan secara cepat dan tepat waktu
2. Pelayanan dan pengobatan kelainan ginekologik yang dapat dilakukan oleh bidan adalah kelainan ginekologik ringan, seperti keputihan dan penundaan haid.Pengobatan tersebut pada dasarnya bersifat pertolongan sementara sebelum dirujuk kedokter
3. Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan sepanjang sesuai dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan segera merujuk pada dokter.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI , nomor : 900/MENKES/SK/VII/2002, tanggal 25 Juli 2002. Wewenang seorang bidan adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan dan pengobatan kelaianan ginekologik yang dapat dilakukan oleh bidan adalah kelainan ginekologik ringan, seperti keputihan dan penundaaan haid. Pengobatan ginekologik yang diberikan tersebut pada dasarnya bersifat pertolongan sementara sebelum dirujuk ke dokter, atau tindak lanjut pengobatan sesuaii advis dokter.
2. Memberikan imunisasi kepada wanita usia subur termasuk remaja puteri, calon pengantin, ibu dan bayi.
3. Memberikan suntikan kepada penyulit kehamilan meliputi pemberian secara parental antbiotika pada infeksi /sepsis, oksitoksin pada kala III dan kala IV untuk pencegahan/penanganan perdarahan post partum karena hipotonia uteri, sedativa pada preeklamsia/eklamsi, sebagai pertolongan pertama sebelum dirujuk.
4. Melakukan tindakan amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4 cm pada letak belakang kepala, pada distosia karena inertia uteri dan diyakini bahwa bayi dapat lahir pervaginam.
5. Kompresi bimanual internal dan atau eksternal dapat dilakukan untuk menyelamatkan jiwa ibu pada perdarahan post partum untuk menghentikan perdarahan. Diperlukan keterampilan bidan dan pelaksanaan tindakan sesuai dengan protap yang berlaku.
6. Versi luar pada gameli pada kelahiran bayi kedua. Kehamilan ganda seharusnya sejak semula direncanakan di rumah sakit oleh dikter. Bila hal tersebut tidak diketahui, bidan yang menolong persalinan terlebih dahulu dapat melakukan versi luar pada bayi kedua yang tidak dalam masa presentasi kepala, sesuai dengan protap.
7. Ekstraksi vacuum pada bayi dengan kepala di dasar penaggul. Demi penyelamatan hidup bayi dan ibu, bidan yang telah mempunyai kompetensi, dapat melakukan ekstraksi vacuum atau ekstraksi cunam bila janin dalam presentasi belakang kepala dan kepala janin telah berada di dasar panggul.
8. Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia. Bidan diberikan wewenang melakukan resusitasi pada bayi baru lahir yang mengalami asfiksia, yang sering terjadi pada partus lama, ketuban pecah dini, persalinan dengan tindakan dan pada bayi dengan berat badan lahir rendah, utamanya bayi premature. Bayi tersebut selanjutnya perlu dirawat di fasilitas kesehatan, khususnya yang mempunyai berat lahir kurang dari 1750 gram
9. Hipotermi pada bayi baru lahir. Bidan diberi wewenang untuk melaksanakan penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dengan mengeringkan, menghangatkan, kontak dini dan metode kangguru.
10. Bidan dalam memberikan pelayanan keluarga berncana harus memperhatikan kompetensi dan protap yang berlaku di wilayahnya meliputi :
a. Memeberikan pelayanan Keluarga Berencana yakni pemasangan IUD, alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK), pemberian suntikan,tablet, kondom, diafragma, jelly dan melaksanakan konseling.
b. Memberikan pelayanan efek samping pemakaian kontasepsi. Pertolongan yang diberikan oleh Bidan bersifat pertolongan pertam yang perlu mendapat pengobatan oleh dokter bila gangguan belanjut.
c. Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) tanpa penyulit. Tindakan ini dilakukan atas dasar kompetensi dan pelaksanaanya berdasrkan protap. Pencabutan AKBK tidak dianjurkan untuk dilaksanakan melalui pelayanan KB keliling.
d. Dalam keadaan darurat, untuk penyelamatan jiwa, Bidan berwenanang melakukan pelayanan kebidanan selain kewewnangan yang diberikan bila tidak mungkin memperoleh pertolongan dari tenaga ahli. Dalam memberikan pertolongan Bidan harus mengikuti protap yang berlaku.
11. Penyediaan dan Penyerahan obat-obatan :
a. Bidan harus menyediakan obat-obatan maupun obat suntik sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
b. Bidan diperkenankan menyerhakan obat kepada apsien sepanjang untuk keperlua darurat sesuai dengan protap.


C. Jenis obat dalam praktik kebidanan
Dalam praktek kebidanan terdapat standarisasi pengobatan yang distandarkan oleh pemerintahan dan digunakan oleh seorang bidan. Maka Sesuai kebijaksanaan Pemerintah,Bidan dapat menberika perawatan termasuk pertolongan atau penobatan diare;- petunjuk pemberian makanan Memberikan obat-obatan :- roborantia;- pengobatan tertentu dalam bidang kebidanan, sepanjang hak itu tidak melalui suntikan, kecuali uterotonika. Pemberian imunisasi dasar dan ulang (BCG, Polio, DPT dan Campak).


Lampiran II
Keputusan Menteri Kesehatan RI
Nomor. 900/MENKES/SK/VII/2002
Tanggal. 25 Juli 2002
No Jenis Obat Jumlah
A Obat - Obatan
1. Roborantika
2. Vaksin
3. Syock Anafilaktik
• Adrenalin 1 : 1000
• Antihistamin
• Hidrokortison
• Aminophilin 240 mg/10 ml
• Dopamin
5 Ampul
2 Ampul
5 Ampul
2 Ampul
5 Ampul
4. Sedativa
5. Antibiotika
6. Uterotonika
7. Antipiretika
8. Koagulantia
9. Anti kejang
10. Glyserin
11. Cairan infuse
12. Cairan disenfektan (termasuk Chlorine)
13. Obat luka
14. Obat penaganan Asphiksia pada BBL






D. Obat – obatan yang berhubungan dengan kebidanan
A. Uterus Tonika
Obat yang kerjanya mempengaruhi kontraksi rahim. Obat – obat uterus tonika :
1. Methylergometrine
a. Nama Generic : Methylergometrine
b. Nama Dagang :
• Methergin ( Sandoz )
• Metilat ( Metiska Farme )
• Methovin ( Kimia Farma )
c. Indikasi
Sebagai Stimulan Uterus pada :
• Perdarahan Pasca Persalinan
• Perdarahan Pasca Abortus


2. Oxitocin
OKSITOSIN adalah golongan obat yang digunakan untuk merangsang kontraksi otot polos uterus dalam membantu proses persalinan, pencegahan perdarahan pasca persalinan (P3) serta penguatan persalinan.
a. Nama Generic : Oxytocin (Pitocin, Syntocinon) 10 Unit/ampl
b. Nama Paten :
• Piton S.
• Syntocinon
• Hypophysin
• Piroglandol
c. Kerja oksitoksin
Bersama dengan faktor-faktor lainnya, oksitoksin memainkan peranan yang sangat penting dalam persalinan dan injeksi ASI. Oksitoksin bekerja pada reseptor oksitoksik untuk menyebabkan :
• Kontraksi uterus kehamilan aterm yang terjadi lewat kerja langsung pada otot polos maupun lewat peningkatan produksi prostaglandin
• Konstriksi pembuluh darah umbilicus
• Kontraksi sel-sel miopitel (refleks ejeksi ASI)
• Oksitoksin bekerja pada reseptor hormone antidiuretik (ADH)* untuk menyebakan Peningkatan atau penurunan yang mendadak pada tekanan darah (khususnya diastolic) karena terjadinya vasodilatasi.
• Retensi air
Kerja oksitoksin yang meliputi : kontraksi tuba uterine (fallopi)untuk membantu pengangkutan sperma dan luteolisis (involusi korpus luteum), peran neurotransmitter yang lain dalam system saraf pusat. Oksitoksin disintesis di dalam hipotalamus, kelenjar gonad, plasenta dan uterus. Mulai dari usia kehamilan 32 minggu dan selanjutnya, konsentrasi oksitoksin dan demikian pula aktivitas uterus akan lebih tinggi pada malam harinya.
d. Efek Samping Penggunaan Oxitocin
 Efek Samping Maternal :
•Stimulasi uterus berlebihan • Emboli cairan amnion
• Solusio placenta • Trauma
• perdarahan postpartum • Hematom pelvis,rupture uterus
• System kardiovaskuler yakni Kolaps kardiovaskuler
• Hipotensi
• Stroke
• mual dan muntah
• Retensi cairan
• intoksikasi air
• Hipertensi
 Efek Samping: Fetal / Neonatal
Asidosis, distrimia jantung , Asfiksia, hipoksia, Trauma lahir, ikterus neonatal
e. Indikasi
• Induksi Partus Aterm
f. Pemberian harus hati – hati pada pasien :
• Pasien dengan penyakit jantung
• Paru – paru
• Ginjal
• Hati
• Asma
• Anemia
• Epilepsi

g. Kontra Indikasi :
• Penyakit radang pelvis
• Terdapat jaringan perut pada uterus
• Hipersensitif terhadap obat

3. Prostaglandin
Hormon yang disekresikan oleh berbagai jaringan tubuh, misalnya otot uterus.
a. Nama Generik
 Gemeprost
 Dinoproston
b. Nama Paten
 gemesprost
 prostin E2 (pharmacia)
c. Indikasi
Prostaglandin digunakan untuk mematangkan serviks uterus dan menyebabkan kontraksi selama induksi persalinan

B. Obat Hemostatid (Anti Perdarahan)
1. Vitamin K
Vitamin k adalah senyawa yang larut dalam lemak, terutama ditemukan dalam sayuran berwarna hijua. Kebutuhan diet sangat rendah, karena vitamion ditambah oleh sintetis nakteri yang mengkontaminasi usu manusia. Ada dua bentuk vitamin K1 yang ditemukan dalam makanan ( fitonodion ), dan Vit K2 ditemukan dalam jaringan manusia yang disentesis oleh bakteri usus ( menakuinan ).
a. Nama Genetik : Vit K Fitomenadion
b. Nama Patent : Autoplex 2 peba ( aktifasi factor VIII dan IX ) Kaywan, Kavitin
c. Indikasi
Sewaktu aktivitas protrombin terdepresi oleh kelebihan warperin atau difesiensi Vit K.

C. Obat-obat Imunologi
Dalam bidang imunologi, kuman dan racu kuman ( toksi ) disebut sebagai anti gen. Antigen merupak bagian protein kuman atau protein racun. Bila antigen untuk mask kedalam tubuh anusia, maka sebagai reaksi tubuh akan membentuk zat anti. Bila antigen kuman itu. Anti dalm tubuh disebut antibodi. Zat anti terhadap racun kuman disebut toksin. Pada umumnya tubuh anak tidak akan mampu melawan antigen yang kuat. Antigen yang kuat adalah jenis kuman ganas / virulen. Karena itu anak akan menjadi sakit bila terjangkit kuman ganas.
1. Vaksin
Vaksin adalah bahan yang terbuat dari kuman, komponen kuman atau racun kuman yang telah dilemahkan atau dimatikan. Pemberian vaksin merangsang tubuh anak membuat antibodi. Adapun Jenis penyakit yang pencegahannya dapat dilakukan dengan imunisasi:
• TBC
• Difteri
• Tetanus
• Polio
• Campak
• Hepatitis


D. Obat anastesi local
Obat-obat anastesi local di kembangkan dari kokain yang digunakan untuk pertama kalinya dalam kedokteran gigi dan oftalmologi pada abad ke-19. kini kokain sudah digantikan dengan lignokain(lidokain), bupivakain(marcain), perilokain dan ropivakain. Prilokain terutama digunakan dalam preparat tropical.
1. Penggunaan anastesi local
Obat-obat anastesi local memiliki peranan yang penting dalam meredakan rasa nyeri untuk jangka waktu yang singkat. Dalam kebidanan, obat-obat tersebut diberikan lewat beberapa cara:
• Topical, misalnya pada pemasangan infuse
• Subkutan/intradermal pada penjahitan luka
• Infiltrasi di sekeliling serabut saraf yang tunggal, misalnya blok anastesi pudendus
• Epidural, pada permukaan durameter bagi persalinan atau sexio caesarea
• Spinal(intratekal), kedalam cairan serebrospinal
• pada ruangan subaraknoid (intratekal) bagi persalinan atau sexio caesarea.

G. Zat Besi
a) Nama generik : - senyawa FE sorbitol
b) Nama patent : - Jectofer ( AstraZeneca)
Zat besi merupakan mineral yang diperlukan oleh semua system biologi di dalam tubuh. Besi merupakan unsur esensial untuk sintesis hemoglobin,sintesis katekolamin,produksi panas dan sebagai komponen enzim-enzim tertentuyang diperlukan untuk produksi adenosine trifosfat yang terlibat dalam respirasi sel.
Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat mengganggu metabolisme energi sehingga dapat menyebabkan menurunnya kemampuan kerja organ-organ tubuh. Buntut-buntutnya dapat memengaruhi perkembangan janin. Kekurangan zat besi umumnya ditandai dengan wajah pucat, rasa lemah, letih, pusing, kurang nafsu makan, menurunnya kebugaran tubuh, menurunnya kekebalan dan gangguan penyembuhan luka.
Mengapa banyak ibu hamil kekurangan zat besi? Sebab, memasuki trimester kedua dan ketiga ibu mengalami "hemodilusi" (pengenceran). Hal ini terjadi karena ibu hamil memproduksi cairan lebih banyak sehingga kebutuhan akan sel darah merahnya juga bertambah. Kondisi ini bisa dianalogikan sebagai sirop dan air. Sirop ibarat sel darah merah dan air ibarat cairan dalam tubuh ibu. Bila dalam keadaan normal, untuk membuat sirop dibutuhkan satu gelas air putih dan dua sendok makan sirop. Namun dalam keadaan hamil karena airnya bertambah banyak maka siropnya (sel-sel darah) pun mestinya ditambah.
Jadi tak perlu heran bila banyak ibu hamil pada trimester kedua dan ketiga membutuhkan lebih banyak zat besi. Banyak wanita di Indonesia mengalami kekurangan zat besi, sehingga kadar hemoglobinnya rendah. Hal ini tentu berpengaruh pada kualitas kesehatan ibu dan janin.
Jumlah zat besi yang dibutuhkan semasa kehamilan berbeda per trimesternya. Pada trimester pertama, tambahan akan zat besi belum dibutuhkan. Kondisi ini menguntungkan bagi ibu hamil yang mengalami mual dan muntah karena mengonsumsi zat besi biasanya dapat memperparah kondisi ini.
Namun memasuki trimester II, kebutuhan akan zat besi menjadi 35 mg per hari per berat badan (sama dengan mengonsumsi segenggam kacang hijau, atau setengah genggam daun ubi). Kemudian bertambah menjadi 39 mikrogram per hari per berat badan pada trimester ketiga (sama dengan mengonsumsi 1 potong tempe). Untuk memenuhi kebutuhan itu makanlah bahan makanan yang kaya akan zat besi, seperti, daging, hati, telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan, dan sayuran hijau
H. Asam Folat
a) Nama generik : Asam Folat
b) Nama patent : Preconceive
Asam folat termasuk kelompok vitamin B yang bermanfaat untuk mengurangi NTD (Neural Tubes Defects) atau kelainan susunan saraf pusat. Disarankan dikonsumsi semenjak masa persiapan atau sebelum kehamilan karena pembentukan susunan saraf pusat akan dimulai di awal kehamilan. Tak perlu khawatir, karena kelebihan asupan ini akan dibuang secara otomatis. Jumlah asam folat yang dibutuhkan selama kehamilan adalah 600 mikrogram per hari per orang. Jadi ada tambahan sebanyak 200 mikrogram per hari per orang dibanding manusia dewasa yang tidak hamil. Sumber asam folat antara lain brokoli, gandum, kacang-kacangan, jeruk, stroberi, dan bayam. Namun, karena mengonsumsi makanan tersebut belum menjamin terpenuhinya kebutuhan ini maka ibu hamil tetap dianjurkan mendapat asupan suplemen asam folat.
Sumber alami Asam Folat
 sayuran berwarna hijau, seperti bayam dan brokoli.
 buah-buahan, seperti jeruk, semangka, nanas, dan avokad.
 Daging sapi

E.Macam-macam obat kebidanan lainnya
NO. NAMA PATEN NAMA GENERIC FUNGSI
1. Anvormer B6 piratiasina 8
B6 30 mg Untuk mengatasi mual dan muntah pada Trimester 1
2. Primperon Metaklopramida untu mual dan muntah pada ibu hamil
3. Novabevit Thiamin ( B1) Vitamin untuk menambah stamina pada ibu hamil
4. Folavit Asam volat Untuk pertumbuhan janin & menjaga kesehatan tubuh
5. Fitolac Ekstra daun katuk untuk mprlancar ASI
6. Herbalacta 1. vitex trifolia fructus akstrak
2. vitex agnus costus fructus u mprpanjang masa reproduksi ASI
7. Osteocal 1. kalsiun karbonat
2. amylum maydis
3. avicel
4. povidon Untuk mebantu kekurangan kalsium pada ibu hamil
8. Premania 1.ferrofumarat 360 mg
2. asam folat 1,5mg
3. vitamin –B12
4. Ca karbonat 250 mg Suplemen vitamin dan mineral u anemia misx anemia pd ms kehamilan dan laktasi
9. Premaston Allilestrenol 5mg Untuk menguatkan kandungan

Rabu, 23 Maret 2011

inversio uteri

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Di negara-negara miskin dan sedang berkembang, kematian maternal merupakan masalah besar namun sejumlah kematian yang cukup besar tidak dilaporkan dan tidak tercatat dalam statistik resmi. Tingkat kematian maternal di negara-negara maju berkisar antara 5 – 10 per 100.000 kelahiran penduduk, sedangkan di Indonesia diperkirakan sekitar 450 per 100.000 kelahiran hidup .
Penyebab kematian maternal cukup kompleks, salah satunya adalah terjadinya perdarahan post partum . Perdarahan post partum adalah sebab penting kematian ibu, ¼ dari kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan (perdarahan post partum, plasenta previa, solutio plasenta, kehamilan ektopik, abortus dan ruptur uteri) disebabkan oleh perdarahan post partum. Yang termasuk etiologi perdarahan post partum adalah atonia uteri, retensio plasenta, trauma jalan lahir, inversio uteri, ruptur uteri dan gangguan sistem pembekuan darah .
Inversio uteri merupakan suatu keadaan kegawatdaruratan obstetrik yang jarang terjadi (1 per 2000 – 12.000 kelahiran), namun umumnya kelainan tersebut menyebabkan keadaan gawat dengan angka kematian yang tinggi (15 – 70%), biasanya yang terjadi adalah syok yang berat.
Inversio uteri adalah suatu keadaan dimana badan rahim berbalik, menonjol melalui serviks (leher rahim) ke dalam atau ke luar vagina.inversio uteri biasanya terjadi jika seorang pembantu tenaga medis yang kurang berpengalaman terlalu banyak menekan puncak rahim atau terlalu keras menarik tali pusar dari ari-ari yang belum terlepas.keadaan ini bisa menyebabakan terjadinya syok, infeksi dan kematian.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan inversion uteri?
2. Bagaimana insiden terjadinya inversion uteri?
3. Sebutkan dan jelaskan klasifikasi inversion uteri?
4. Bagaimana etiologi terjadinya inversion uteri?
5. Bagaimana Gejala klinis dari inversion uteri?
6. Sebutkan dan jelaskan Presentasi inversion uteri?
7. Bagaimana Diagnose inversion uteri ditegakkan?
8. Bagaimana cara Penanganan inversion uteri?
9. Jelaskan Manajemen penanganan inversion uteri?
10. Komplikasi apa saja yang mungkin menyertai inversion uteri?
11. Gambaran Prognosis dari penanganan inversion uteri?


C. Tujuan
1. Menjelaskan apa yang dimaksud inversion uteri.
2. Menggambarkan insiden terjadinya inversion uteri.
3. Menjelaskan klasifikasi inversion uteri.
4. Menjelaskan etiologi terjadinya inversion uteri.
5. Menjelaskan bagaiman gejala klinis dari inversion uteri.
6. Menjelaskan presentasi inversion uteri.
7. Menjelaskan diagnosa inversion uteri.
8. Menjelaskan cara penanganan inversion uteri.
9. Menjelaskan manajemen penanganan inversion uteri.
10. Mengetahui komplikasi apa saja yang mungkin memyertai inversion uteri.
11. Menggambarkan bagaimana prognosis dari penanganan inversion uteri.





A. Definisi inversio uteri
 Inversio uterus terjadi apabila Bagian atas uterus memasuji kavum uteri sehingga fundus uteri sebelah dalam menonjol kedalam kavum uteri (Prawihardjo Sarwono, Prof. Dr, Ilmu Kebidanan ; Jakarta)
 Inversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya masuk ke dalam kavum uteri (Rustam Muchtar. Prof. Dr. MPH, Sinopsis Obstetri, Jilid I, edisi 2 ; 1998)

Inversio uteri merupakan keadaan dimana fundus uteri masuk kedalam kavum uteri, dapat secara mendadak atau perlahan. Kejadian ini biasanya disebabkan pada saat melakukan persalinan plasenta secara Crede, dengan otot rahim belum berkontraksi dengan baik. Inversio uteri memberikan rasa sakit yang dapat menimbulkan keadaan syok adapun menyebutkan bahwa inversio uteri adalah keadaan dimana fundus uteri terbalik sebagian atau seluruhnya kedalam kavum uteri.

B. Insiden inversio uteri
Inversio Uteri merupakan kejadian yang sangat jarang terjadi yaitu berkisar antara 1:2000s/d 20.000 kehamilan namun dengan cepat dapat menyebabkan mortalitas maternal. Ini adalah merupakan komplikasi kala III persalinan yang sangat ekstrem.

C. Klasifikasi inversio uteri
Menurut perkembangannya inversio uteri dapat dibagi dalam beberapa tingkat :
1) Inversio uteri ringan
Fundus uteri terbalik menonjol dalam kavum uteri, namun belum keluar dari ruang rongga rahim.
2) Inversio uteri sedang
Fundus uteri terbalik dan sudah masuk dalam vagina.
3) Inversio uteri berat
Uterus dan vagina semuanya terbalik dan sebagian besar sudah terletak diluar vagina.
Ada pula beberapa pendapat membagi inversio uteri menjadi :
1) Inversio inkomplit
Yaitu jika hanya fundus uteri menekuk ke dalam dan tidak keluar ostium uteri atau serviks uteri.
2) Inversio komplit
Seluruh uterus terbalik keluar, menonjol keluar serviks uteri.


Gambar 1 Reposisi Inversio Uteri.
( a ) Inversio uteri berat/ komplit ( b ) Reposisi uterus melalui servik. ( c ) Restitusi uterus

D. Etiologi
Penyebab inversio uteri dapat secara spontan atau karena tindakan. Faktor yang memudahkan terjadinya adalah uterus yang lembek, lemah, tipis dindingnya, adanya atonia uteri dan adanya kekuatan yang menarik fundus kebawah. sedangkan yang spontan dapat terjadi pada grandemultipara, atonia uteri, kelemahan alat kandungan (tonus otot rahim yang lemah, kanalis servikalis yang longgar), dan tekanan intra abdominal yang tinggi (misalnya mengejan dan batuk).
Inversio uteri karena tindakan dapat disebabkan karena perasat Crede yang berlebihan, tarikan tali pusat, dan pada manual plasenta yang dipaksakan, apalagi bila ada perlekatan plasenta pada dinding rahim atau Karna tindakan atraksi pada tali pusat yang berlebihan yang belum lepas dari dinding rahim. inversio uteri juga dapat terjadi waktu batuk, bersin atau mengejan.
Berbagai faktor etiologi telah dikaitkan dengan inversi uterus, walaupun mungkin tidak ada penyebab yang jelas. Diidentifikasi faktor etiologi meliputi:
 Tali pusat yang pendek
 Traksi yang berlebihan pada tali pusat
 Tekanan pada fundus yang berlebihan
 Sisa plasenta dan abnormal perlekatan plasenta (inkreta, perkreta, akreta)
 Menarik terlalu keras pada tali pusar untuk mempercepat pelepasan plasenta, terutama jika plasenta melekat pada fundus.
 Endometritis kronis
 Kelahiran setelah sebelumnya operasi caesar
 Cepat atau tenaga His yang panjang
 Sebelumnya rahim inversi
 Obat tertentu seperti magnesium sulfat (sebagai relaksan otot selama persalinan)
 Unicornuate rahim
 Kelainan bawaan atau kelemahan rahim.
Inversio Uteri dapat terjadi pada kasus pertolongan persalinan kala III aktif khususnya bila dilakukan tarikan talipusat terkendali pada saat masih belum ada kontraksi uterus dan keadaan ini termasuk klasifikasi tindakan iatrogenic (gambar 2 )

 Gambar 2. Akibat traksi talipusat dengan plasenta yang berimplantasi dibagian fundus uteri dan dilakukan dengan tenaga berlebihan dan diluar kontraksi uterus akan menyebabkan inversio uteri
Hal ini biasanya tidak dianggap sebagai akibat dari penata laksanaan kala III persalinan yang salah meskipun faktor-faktor yang tercantum di ataspun memegang peranan penting dalam menimbulkannya, Namun sering kali dianggap berasal dari manajemen yang buruk pada kala III persalinan, jika manajemen aktif kala III persalinan dilakukan dengan baik maka dapat mengurangi resiko kejadian.

E. Gejala klinis
Gejala inversion uteri dijumpai pada kala III atau postpartum. gejalanya pada permulaan tidak selalu jelas, akan tetapi apabila kelainan itu sejak awalnya tumbuh dengan cepat, seringkali timbul rasa nyeri yang keras dan bisa menyebabkan syok. Rasa nyeri keras disebabkan karena fundus uteri menarik adneksa serta ligamentum infundibulo pelvikum dan ligamentum rotundum kanan dan kiri ke dalam terowongan inversio sehingga terjadi tarikan yang kuat pada peritoneum parietal. Perdarahan yang banyak juga dapat terjadi, akibat dari plasenta yang masih melekat pada uterus, hal ini dapat juga berakibat syok.
Pemeriksaan luar pada palpasi abdomen, fundus uteri sama sekali tidak teraba atau teraba lekukan pada fundus seperti kawah. Kadang-kadang tampak seperti sebuah tumor yang merah di luar vulva, hal ini ialah fundus uteri yang terbalik.
Pada pemeriksaan dalam, bila masih inkomplit, maka pada daerah simfisis uterus teraba fundus uteri cekung ke dalam; bila sudah komplit, di atas simfisis teraba kosong dan dalam vagina teraba tumor lunak atau kavum uteri sudah tidak ada (terbalik).

F. Presentasi
inversi uterus mungkin hadir:
• Akut - dalam waktu 24 jam setelah melahirkan
• Subacutely - lebih dari 24 jam dan sampai 30 hari postpartum
• Kronis - lebih dari 30 hari setelah melahirkan

G. Diagnosa
Penegakan diagnosis sangat penting dan mungkin menyelamatkan nyawa ibu. Diagnosis tidak sukar dibuat jika mengetahui kemungkinan terjadinya inversio uteri. Pada penderita dengan syok, perdarahan, dan fundus uteri tidak ditemukan pada tempat yang lazim pada kala III atau setelah persalinan selesai, pemeriksaan dalam dapat menunjukkan tumor yang lunak di atas serviks uteri atau dalam vagina, sehingga diagnosis inversio uteri dapat dibuat. Diagnose juga bisa ditegakkan apabila pemeriksa menemukan beberapa tanda inversi uterus yang mencakup:
- Uterus menonjol dari vagina.
- Fundus tidak tampaknya berada dalam posisi yang tepat ketika dokter palpasi (meraba) perut ibu.
- Adanya perdarahan yang tidak normal dan perdarahannya banyak bergumpal.
- Tekanan darah ibu menurun (hipotensi).
- Ibu menunjukkan tanda-tanda syok (kehilangan darah) dan kesakitan
- Di vulva tampak endometrium terbalik dengan atau tanpa plasenta yang masih melekat.
- Bila baru terjadi maka, maka perognosis cukup baik akan tetapi bila kejadian cukup lama maka jepitan serviks yang mengecil akan membuat uterus mengalami iskemia, nekrosis, dan infeksi.
- Pemeriksaan penunjang (seperti USG atau MRI) dapat digunakan dalam beberapa kasus untuk memperkuat diagnosis.

H. Penanganan
90% kasus inversio uteri disertai dengan perdarahan yang masif dan “life-threatening”.
• Bila terjadi syok atau perdarahan, gejala ini diatasi dulu dengan infus intravena cairan elektrolit dan tranfusi darah.
• Untuk memperkecil kemungkinan terjadinya renjatan vasovagal dan perdarahan maka harus segera dilakukan tindakan reposisi secepat mungkin.
• Segera lakukan tindakan resusitasi.
• Bila plasenta masih melekat , jangan dilepas oleh karena tindakan ini akan memicu perdarahan hebat .
• Lakukan tindakan resusitasi dengan cara: Tangan seluruhnya dimasukkan ke vagina sedang jari tengah dimasukkan ke dalam cavum uteri melalui serviks uteri yang mungkin sudah mulai menciut, telapak tangan menekan korpus perlahan-lahan tapi terus menerus kearah atas agak kedepan sampai korpus uteri melewati serviks dan inversion.
• Salah satu tehnik reposisi lain yaitu dengan menempatkan jari tangan pada fornix posterior, dorong uterus kembali kedalam vagina, dorong fundus kearah umbilikus dan memungkinkan ligamentum uterus menarik uterus kembali ke posisi semula . Rangkaian tindakan ini dapat dilihat pada gambar 1 diatas.
• Sebagai tehnik alternatif : dengan menggunakan 3 – 4 jari yang diletakkan pada bagian tengah fundus dilakukan dorongan kearah umbilikus sampai uterus kembali keposisi normal.
• Setelah reposisi berhasil, tangan dalam harus tetap didalam dan menekan fundus uteri. Berikan oksitosin atau Suntikkan intravena 0,2 mg ergomitrin kemudian dan jika dianggap masih perlu, dilakukan tamponade uterovaginal dan setelah terjadi kontraksi , tangan dalam boleh dikeluarkan perlahan agar inversio uteri tidak berulang.
• Bila reposisi per vaginam gagal, maka dilakukan reposisi melalui laparotomi ( gambar 3 )

Gambar 3

I. Manajemen penanganan
Prinsip-prinsip penting adalah:
- Pengobatan harus mengikuti perkembangan logis.
- Hipotensi dan hipovolemia memerlukan cairan agresif dan penggantian darah.
- Langkah mungkin termasuk:
• Dapatkan bantuan. Ini harus mencakup anestesi yang paling berpengalaman bantuan yang tersedia.
• Secure akses intravena lebih lanjut dengan lubang yang besar cairan cannulae dan dimulai. Resusitasi biasanya dimulai dengan kristaloid seperti normal saline atau larutan Hartmann meskipun beberapa orang lebih suka koloid dari awal.
• Masukkan kateter kemih.
- Segera reposisi uterus sangat penting untuk inversi nifas akut. Ukuran bisa meliputi:
• Dapatkan bantuan dan mempersiapkan teater untuk laparotomi mungkin.
• tocolytics Administer untuk memungkinkan relaksasi rahim. Sebagai contoh:
Nitrogliserin (0,25-0,5 mg) secara intravena selama 2 menit
Atau terbutaline 0,1-0,25 mg intravena perlahan-lahan atau
Magnesium sulfat 4-6 g intravena selama 20 menit
- Percobaan prompt penggantian rahim. Hal ini paling baik dilakukan secara manual dan secepat keterlambatan dapat membuat pengganti semakin sulit. Ganti rahim (dengan plasenta jika masih menempel) dengan perlahan dan terus mendorong ke atas.
- Jika ini gagal maka anestesi umum biasanya diperlukan. rahim kemudian dapat digantikan dengan menempatkan tinju di fundus dan secara bertahap mendorongnya kembali ke dalam panggul melalui leher rahim melebar secara manual.
- Menjaga bimanual kompresi uterus dan pijat sampai rahim baik dikontrak dan perdarahan telah berhenti.
- Jika ini tidak berhasil pendekatan bedah diperlukan. Laparotomi untuk penggantian bedah yang lebih biasa (menemukan dan menerapkan traksi ke ligamen putaran), tetapi atau bahkan pendekatan laparoskopi vagina dapat digunakan.
- Jika Anestesi umum atau rahim relaksan kemudian berhenti, diganti dengan uterotonika ( oksitosin atau ergometrine atau prostaglandin ).
- Antibiotik Mulai diberikan melanjutkan uterotonika yang sbelumnya diberikan selama paling sedikit 24 jam. Monitor erat setelah penggantian untuk menghindari reinversion.
- Pada inversio uteri menahun, ditemukan beberapa lama setelah persalinan sebaiknya ditunggu berakhirnya involusi untuk kemudian dilakukan operasi pervaginam menurut spinelli.

J. Komplikasi
Komplikasi meliputi endomyometritis , kerusakan usus atau pelengkap rahim.

K. Prognosis
Prognosis inversi uteri di pengaruhi oleh kecepatan penanganan, makin lambat keadaan ini di ketahui dan di obati makin buruk prognosanya dan jika dikelola dengan benar maka akan membawa prognosa yang baik pula.










BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegawatdaruratan pada kala III persalinan yang dapat menimbulkan perdarahan adalah terjadinya inversi uterus. Inverse uterus adalah keadaan di mana lapisan dalam uterys (endometrium) turun dan keluar lewat ostium uteri eksternum, yang dapat bersifat komplit dan inkomplit.
Factor factor yang memungkinkan hal itu terjadi adalah adanya atonia uteri, serviks yang masih terbuka lebar, dan adanya kekuatan yang menarik fundus kebawah(misalnya karena adanya plasenta akreta, inkreta, dan perkreta yang plsentanya ditarik keras dari bawah) atau adanya tekanan pada fundus uteri dari atas (maneuver crade) atau tekanan intra abdominal yang keras dan tiba tiba (misalnya batuk keras atau bersin).
Melakukan traksi umbilicus pada pertolongan aktif kala III dengan uterus yang masih atonia memungkinkan terjadinya inversio uteri.
Inversion uteri ditandai dengan tanda- tanada:
• Syok karena kesakitan.
• Perdarahan banyak bergumpal.
• Pada vulva tampak endometrium terbalik dengan atau tanpa plasenta yang masih melekat.
• Bila baru terjadi, maka prognosisnya cukup baik akan tetapi jika kejadiannya cukup lama, maka jepitan serviks yang mengecil akan membuat uterus mengalami iskemia, nekrosis dan infeksi.
Dalam memimpin persalinan harus dijaga kemungkinan terjadinya inversio uteri. Tarikan pada tali pusat sebelum plasenta benar-benar lepas sebaiknya tidak dilakukan apabila dicoba melakukan perasat Crede harus diindahkan sepenuhnya syarat-syaratnya. Pendorongan rahim juga tidak dibenarkan.
Penangannya yaitu apabila terjadi inversio uteri dengan gejala-gejala syok, yang pertama dilakukan adalah memperbaiki keadaan umumnya, dengan memberikan oksigen, infus intravena cairan elektrolit dan transfusi darah. Segera sesudah itu dilakukan reposisi dengan anestesi umum. Caranya yaitu dengan memasukkan satu tangan seluruhnya ke dalam vagina sedangkan jari-jari tangan dimasukkan ke dalam kavum uteri melalui serviks uteri, telapak tangan menekan korpus perlahan-lahan tetapi terus menerus ke arah atas agak ke depan sampai korpus uteri melewati serviks dan inversio ditiadakan, Suntikkan intravena 0,2 mg ergomitrin atau uterotonika (oksitosin, methergin, atau prostaglandin) jika dianggap masih perlu. Kemudian dilakukan tamponade vagina.
Apabila reposisi pervaginam gagal, selanjutnya dapat dilakukan tindakan pembedahan (Laparatomi).

B. Saran




















DAFTAR PUSTAKA
• Wiknjosastro, H., Inversio Uteri, Ilmu Kebidanan, hal 22-24 dan hal 660-662, Ilmu Kebidanan Fakultas Kedokteran UI, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono, Prawirohardjo, 1997.
• http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=ms|id&u=http://yuchan135.blogspot.com/2010/06/inversio-uteri.html
• http://anggrekidea.blogspot.com/2007/11/perdarahan-postpartum_15.html
• http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/09/inversio-uteri.html
• http://medicom.blogdetik.com/2009/03/18/inversio-uteri/
• http://www.askep-askeb.cz.cc/2010/07/inversio-uteri.html
• http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.patient.co.uk/doctor/ UterineInversion.htm&ei=rhsTTcjABYTSrQeFxOjJCw&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=3&ved=0CDAQ7gEwAg&prev=/search%3Fq%3Dinversion%2Buteri%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds%26prmd%3Divns
• http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.betterhealth.vic.gov.au/bhcv2/bhcarticles.nsf/pages/Uterine_inversion&ei=rhsTTcjABYTSrQeFxOjJCw&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=6&ved=0CEcQ7gEwBQ&prev=/search%3Fq%3Dinversion%2Buteri%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds%26prmd%3Divns
• http://translate.google.co.id/translate?hl=id&sl=en&u=http://www.medscape.com/viewarticle/405770_4&ei=rhsTTcjABYTSrQeFxOjJCw&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=5&ved=0CD4Q7gEwBA&prev=/search%3Fq%3Dinversion%2Buteri%26hl%3Did%26client%3Dfirefox-a%26rls%3Dorg.mozilla:en-US:official%26channel%3Ds%26prmd%3Divns
• http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2432450/pdf/provmedsurgj00017-0007.pdf
• http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.scribd.com/doc/31358980/Inversio-Uteri&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjYexJ4dV6Wdp0HHAQLM2rIX20iXg
• http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=ms|id&u=http://yuchan135.blogspot.com/2010/06/inversio-uteri.html